Makna Dalam Frasa
suatu tanda dimana aku mulai berbayang //
Kian waktu berjaga
Aku terus berduka akan sikapmu Menyelami kembali masa Dimana semua baik-baik saja Ketika juga semua tawa juga bahagia Indah seketika tanpa adanya lara Sendirinya saja, Menghakimi waktu, menegor realita Berlari jauh hingga terletang Tak tahu arah tujuan Terus-terusan mengusik pikiran Tanpa melihat jalan pulang Menderita juga rasanya, Belajar memahami sela otakmu Ku ingin segera dalam peluk Mengenal peluhmu Berduka bersama Tapi apa daya, Jika jagaanku tak ada hatimu Cuma hanya ada kamu dan ego besarmu
0 Comments
Aku terdiam jika tak ada pilihannya juga Mengenang rautan dan sorot dikau Tak cukup rasanya memberi hati Jika rasa juka kian kebal Aku mencintai kamu Lebih dari kata-kata orang Lebih kuat dari waktu yang paling kuat sekalipun Bukannya memaksa Tapi untuk cerita indah dimasa datang Bukannya menderita Tapi hanya ada dimasa pengasah Maaf untuk terus membuatmu berlinang Hingga berfikir kita telah usai Padahal dalam diriku tak satupun ada rasa untuk pergi Tinggallah disini, terdiam bersama Untuk tau apa rasa paling mengikat Dan mengapa aku seperti ini Pada rasa terperih ini
Aku berlabuh untuk sejenak tenang Tanpa mengenangmu Tanpa mengkhawatirkanmu Yang kini kau tak terlihat lagi Aku tidak bisa tidak memperdulikanmu Resah juga rasanya Kian lemah tanpamu Jika kau juga tau hari ini Rasa untuk mencinta seperti apa Rasa ketulusan paling tulus seperti apa Kamu juga tak akan pernah mengerti Mungkin selamanya kamu akan sibuk dengan duniamu Dengan ego pemikiran Bukannya aku sedih Tapi lebih dari rasa paling sedih Mungkin ini cinta sendiri Karena kamu selalu datang dan pergi Tetapi aku selalu disini Memberi dan tidak menangisi Kamu yang menjalani Aku disini Hanya bisa selalu menepi Semoga kamu menyadari Dahulu kau datang Menabur bunga wewangian Beraroma sampai setiap kau setiap kamu pergi Aku terus mencarinya Yang kini kamu banyak patah Dalam pemikiranmu sendiri Tidak pernah kembali Untuk sekedar berbagi cerita dalam pelukku Hingga saatnya mengorbankan banyak hati Terus tergores, dan tak sempat aku menyembuhkannya Mendalami perasaanmu Seperti masuk ke gua yang dalam Tak ada bentangan cahaya Sampai juga terlalu banyak lorong yang harus ku masuki Semakin dalam, semakin pula terdiam Beri aku jawab tentang peluhmu Supaya aku tidak berasumsi Supaya aku kembali kedalam beserta cahaya Jika hari ini terucap kembali
Kata untuk berpisah Ujung untuk mengakhiri Kebiruan yang selalu bertanya-tanya Benar, kalau kita bahagia Walau juga kadang duka Aku yang selalu terdiam dalam hati Menikmati kebingungan yang kamu berikan Kita baik-baik saja Kita berkelana bersama Mencari rasa yang paling manusiawi Untuk bertahan dibumi Ketika hidup bukan kesenangan semata Kita juga menerima duka yang berbeda Apa kurangnya, Pada luka terus mencoba sabar dan setia Pada amarah belajar untuk tenang Berdamai dalam ombak yang pasang Kamu yang sedang berproses Kian gelisah Memang tak nyaman Karna tak ada dalam zona aman Coba lihat kebelakang Aku berdiri disisi kamu Menjaga dalam pelukan Menopang jika kau terlihat lelah Apa arti yang terindah ? Untuk menerima Untuk tak berburuk sangka Sampai kita menikmati keajaiban semesta Harusnya percaya pada keyakinan hati, bukanlah pada kegelisahan Aku mencintai kamu. Aku akan menjadikanmu tulisan abadi di hati
Meletakan sentuhan jarimu, dibait puisi paling indah Mendekap pelukmu, seerat energi yang kupunya Menopang mimpi-mimpimu, yang akan melambung tinggi Hingga nanti, kamu jadi yang baru. Yang indah, manusiawi, berkarakter Karena kamu ada dan hidup Kamu yang nantinya akan jadi dambaan Aku dan semua orang tulus menyayangimu Cinta juga terlihat menggebu
Kala hati dan otak mulai tak sejalan Aku yang tak suka pikiranku Aku tak ingin jauh Mencarinya hingga membuatnya luluh Menyeka tangisan hati bersama Tapi apa daya Jika cinta juga tak pernah memberi Jika hari ini akupun tak tahu rasa tersedih seperti apa
Jika juga sedihpun tak tahu harus berpijak pada apa Sengaja ingin merasa tapi tak patut dipaksa Rintihan hatimu membuatku juga pilu Tangis sendumu tidak mengartikan apa Yang kini diri ingin, Hanya mendekap hatimu seerat-erat Mengartikan tangismu dalam ikhlas Memberi setitik lega dalam pedih lukamu Menjahit tiap robekan sakit Menepuk pundakmu supaya kamu berbalik Sampai pelukan ini menjagai titik-titik perih tangismu Ikhlas ya sayang.. Kenapa harus mengenal
Jika seketika pun harus melupa Kesukaan hati untuk terus jadi juara Memberi cerita berarah berujung luka Seperti menerka tanya didalam kebingungan Lainnya juga harus ikut berfikir Yang ku harus tau tentang jawab Mengerti keras kepalamu Menyelami misteri kelabumu Menjaga janji tanpa materai Berjalan berlari menempuh nadir Biarlah aku disini Menatap dalam pekat, berbuat tanpa jahat Tolong hujan sederas-derasnya
Biar aku tidak lagi mendengar Tentang riuh yang dalam Tentang bising yang rumit Kita bukannya bahagia Malah mati dihajar paksa Aku berjalan juga berhenti seketika Semoga saja tanah mendengar pijakanku Dan langit juga meneduhkan asa yang patah ini |
Selamat mengudara kawan ! oleh Vegan VanjayaPutar ini ketika membaca sajak disamping.
CategoriesArchives
February 2018
|