Makna Dalam Frasa
suatu tanda dimana aku mulai berbayang //
Jika malam yang sudah juga tidak pernah menjaga
Amarah duka kian berkelana Akhirnya semua terasa patah Hening juga terasa kian riuh rasanya Jiwa merindukan kecupan Walau rindu tidak pernah merasa Aku yang kini berbicara peluh Memburu denyut di nadi Tapi tidak fasih mencari Kini matahari usai sudah Bahkan belum juga aku menemukan Sapalah aku rembulan Belai rintihan ini bersama cahayamu
0 Comments
Kita bercinta mesra Kita berkasih putih Mengarang asa menjadi tawa Terbang layak merpati Aku bilang cinta Iya kau-pun juga Inilah awal yang kutunggu Tapi apadaya jika hati ini membiru Berlinang sendu Tiap malam menunggu rindu Menusuk pilu dalam relung Mengapa kau bercengkrama bahagia ? Jika kau tahu jalannya Mengapa kata rindu begitu fasih ? Jika rindu masih ragu Aku mencinta, atas segala pertikaian hidupmu Atas kesenangan dan juga luka dalammu Ini bukan dilema, ini aku yang menunggu Bukan ingin merebutmu dari samudramu Tapi bolehkah jika kita mengarungi samudra yang sama ? Berlayar mesra, memeluk ombak yang jahat Supaya tenang bersama Hingga nanti sampai pada pelabuhan Yang selalu ada dimimpi kita Hari-hari ini... -El Berbulan sudah,
Sumpah ini mengutuk banyak sisi kehidupanku Kadang tidur berdiri pun dirasa nyaman Supaya aku hidup dengan aman Aku tidak bersedih Tapi beberapa waktu hanya mati hati Merasa batin sehat Yang ternyata akal sehat penat Lupa cara buat terlihat kuat Kalau kaki saja tak bertulang Kulihat semua hati tertutup rapat Semoga saja besok rima ini tidak lagi malang Yang menurutku itu rumah bagiku
Tapi tidak bagimu Tiap waktupun telah kutunggu depan teras ini Tapi sayang, kau tak kunjung datang. Berteriaklah bak deru kemarahan
Supaya lega hatimu itu Tapi tak mampu juga Bahkan dalam hati Aku cuma lelah bercerita Lelah berfikir Ego manusia semakin munafik Semakinnya ingin Waktu itu juga mereka marah Maaf ya Kadang ngeluh itu adalah caranya Ngeluh terus juga ga ada maknanya Bukan kecewa sih Cuma lagi berputar saja di jangkar sendiri Sudah lama sejak pedih itu
Lama tak datang ke persimpangan ini Rumputnya jauh lebih tinggi Hari ini lembab jalanan dan tergenang Ingat cerita-cerita lalu Selalu saja jahat Dan aku selalu datang ke taman ini Sakit ga pernah permisi untuk datang Sakit kadang terlalu perih Jangan kau biarkan dia selimuti ini Seujung rambutku juga jangan Kamu terlalu misterius Menggelitik diluka ini Kau tak tahu betapa perihnya Cobalah jangan Jangan jadi bandit untuk sebuah kasih yang tulus Harusnya manusia punya nurani Berani bersikut dalam cinta Dimana hatimu Kamu harusnya tau Kasih mestinya dipupuk dan dirawat Bukannya seperti rumput disini yang tak pernah di lihat Aku tak pernah mengulang kata yang pernah diucapkan
Hanya terkadang pertanyaan yang berulang terkecap dimulut ini Menjadi manusia atau memanusiakan manusia Adalah sebuah kiat untuk menjadikannya sejalan Manusia suka lupa tanah dimana ia lahir Bukan tentang langit yang tinggi untuk mencongakan dagu keatas Tertawa kadang dengan celotehan itu Bukan mereka yang mau untuk menjadi raja dunia Tapi juga natur manusia untuk menjadikan otaknya dipuja Aku kini hanya berjalan sambil menelaah Belajar tentang harga diri dan juga rasa diri Tahun yang baru, hari baru pula Tidak cerita baru, tetapi lanjutan perjalanan Entah dengan jalur yang baru di aspal Atau pula melewati batuan yang ditambah hujan sedikit lebat Selamat tahun baru teman. Bisakah kita menghela nafas sambil menelan ludah Nikmatilah cerita perjalan ini dengan sedikit sukma yang indah Mari kita coba rasakan bersama
Siapa yang paling cepat akan jatuh cinta Antara perasaan yang berbunga Terhadap keraguan yang selalu berburuk-sangka Buaian cerita kemarin aku kira hanya canda Heran juga sekaligus takut menuai cintanya Kini hati tuan tampaknya tak bisa lagi berkata Inginnya menyelam saja Menyelam dalam, mencari-cari dasar rasa Sukma tak pernah sekalipun berbohong tentang cinta Berlarilah sembari membawa kecupan sang purnama
Mengeja cahaya nestapa lewat jendela Menerka duga lewat cerita payah Menuai cinta juga tak pernah sejiwa Bercerita dengan kertas kosong adalah pilihan Ketimbang berkaca tanpa berkata Ini bukan alat kesedihanku Hanya tak kadang sedikit pernah membuka kedua mata sudah cukup lama ternyata, aku tak pernah kembali ke ruang ini Malam ini tak ada angin yang berderu mesra
Malam kemarin juga tak ada matahari yang menemani lara Rindu memang ada Sembilu yang kemarin menjala Adalah berita yang paling sederhana Mengikat sukma ditengah pertanda Ataukah tiada cahaya dibalik cerita Hanya fokus pada canda dan juga lara Pulanglah |
Selamat mengudara kawan ! oleh Vegan VanjayaPutar ini ketika membaca sajak disamping.
CategoriesArchives
February 2018
|